Monday, 10 August 2015

SPARTA Warrior Project - Chapter 5 : Awaken Volcano

Tulisan berikut adalah bagian dari seri SPARTA Warrior Project, sebuah kisah antara dunia fantasi dan realita. Sebelum membca bagian ini, kamu bisa membaca terlebih dahulu Chapter 4 : Endor Forest.
 
Ilustrasi by joyreactor.com
Setelah menyelesaikan misi di Endor Forest dan berhasil mendapatkan artefak Saint Book of Ethics, kini Tim SPARTA Warrior Project dihadapkan kembali pada tantangan berikutnya! Ahmad dan para Altairs harus mengunjungi gunung yang cukup mengerikan, orang-orang biasa menyebutnya dengan Awaken Volcano.


Ketika Ahmad, Rona, dan para Altairs memasuki Awaken Volcano, mereka disambut oleh Messarthim, penyihir yang dahulu pernah melatih para Altairs.
“Messarthim! Engkau juga di sini rupanya?” Rona bertanya keheranan.
“Iya, aku tahu tempat ini cukup berbahaya bagi kalian. Jadi aku ikuti kalian,” jawab Messarthim.

Kemudian mereka semua menuju ke gunung tempat artefak selanjutnya disembunyikan. Perjalanan yang cukup jauh dan teriknya matahari tidak pernah menyurutkan ambisi mereka mendapatkan artefak-artefak itu.
Tiba di kaki gunung, mereka semua disambut oleh Ganymede, kakek tua yang merupakan kepala suku Awaken Volcano.
“Akhirnya kalian datang juga. Saya sudah lama menunggu kedatangan kalian,” Ganymede menyambut pasukan dengan raut muka tuanya, “terimalah surat ini,” sambil ia menyerahkan sepucuk surat.

Dengan penuh penasaran, Rona dan Ahmad membaca surat tersebut.
Wahai para pencari kebenaran!
Apakah yang engkau cari?
Kebenarankah?
Atau kekuatankah?
Wahai para pencari kebenaran!
Segel kekuatan yang engkau cari
hanya dapat dilepas
dengan melakukan ritual pada keenam tugu yang menyegelnya.

Wahai para pencari kebenaran!
Tunjukkanlah kepedulian kalian
di depan tugu tersebut,
maka segel punakan terlepas
                                                                                -Antares

“Antares?” mereka berdua bertatapan dengan wajah yang masih penasaran.
“Iya, itu adalah surat dari Antares. Ia menitipkannya kepada kepala suku-kepala suku secara turun temurun sampai menemukan orang yang tepat. Dan aku rasa, sekaranglah waktunya. Kalianlah orang yang Antares maksud. Susurilah daerah ini. Selamat berjuang!”

Para Altairs kemudian bergegas mencari enam tugu yang dimaksud. Ritual yang harus mereka lakukan tidaklah semudah saat pencarian Saint Book of Ethics. Para Altairs harus mempersiapkan kekuatan lebih untuk menghadapi penghuni-penghuni yang belum terlalu mereka kenal sebelumnya.
***
Setibanya di suatu tugu…
“Hai kalian! Siapa kalian? Tak pernah aku lihat kalian sebelumnya, kecuali sesekali,” sambut penghuni tak dikenal itu.
“Kami Altairs. Kami ingin mengambil pusaka di tugu itu.”
“Ha ha ha… Kau ingin mengambil itu? Aku yang setiap hari merawat tugu ini.  Maka lewati aku dulu kalau kamu hendak mengambilnya!”
“Kami tidak ingin berkelahi. Maksud kami mengambil pusaka itu adalah untuk mengambil Shield of Vigilance di puncak gunung sana. Artefak itu akan kami gunakan untuk mengalahkan penguasa kegelapan dan memperkuat segel Ailis sehingga Azazel tidak mampu keluar.”
“Apa bukti kalian adalah orang-orang yang benar?”
“Inilah, kami membawa Saint Book of Ethics, artefak yang telah kami dapatkan sebelumnya.”
“Hmmm… Baiklah. Aku akan memberikannya. Tapi kalian harus berjanji, bahwa kalian harus lebih mengenal lingkungan ini! Peliharalah dan menyatu dengannya.”
“Baik. Kami akan berjanji untuk itu.”
“Terimalah,” penghuni itu memberikan pusaka kepada para Altairs .
***
Dan keenam pusaka berhasil dikumpulkan. Artefak Shield of Vigilance terbuka. Dan kini, para Altairs siap melanjutkan misi berikutnya.



Mari berbagi tulisan!
Komentar
0 Komentar

Komentari dengan Google

Artikel Terbaru

    Artikel Acak

    Download aplikasi Sinyal Pintar
    Mobile | Web
    Copyright © 2012-2015 SinyalPintar
    All right reserved
    Blog milik Ikhwanul Muslimin
    Kebumen-Bandung, Indonesia