Wednesday 30 May 2012

Menulis “Aksara Jawa” di Windows


Hai sobat, bagaimana kabar semua? Baik, bukan?
Sebelumnya, kamu pernah pengin nulis aksara jawa di komputermu gak? Pastinya pernah, kan? Terus kamu mikir, bagaimana sih caranya nulis kaya gitu?
Gak usah pusing! Ikhwan punya caranya.
Di kesempatan ini Ikhwan mau kasih kamu aplikasi untuk menulis aksara jawa itu, namanya “PALLAWA” ciptaan Teguh Budi Sayoga. Ini dia screen shot-nya:
Tampilan Pembuka
Bagian-bagian Pallawa



Berikut ini bagia-bagian dalam aplikasi Pallawa:
1.       Bar Menu; merupakan daftar menu yang berisi tombol-tombol, terdiri atas menu File, Edit, Aksara, Perangkat, dan Bantuan.
2.       Tombol Pallawa; berisi contoh-contoh penulisan sederhana seperti  ing ngarso sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani, dan lain-lain. Dengan menekan salah satu darti daftar kata yang tersedia, kamu dapat melihat contoh penulisan dan hasilnya.
3.       Toolbar Aksara; untuk memasukkan karakter-karakter khusus. Terdiri atas Cerakan, Pasangan, Murda, Swara, Wilangan, Rekan, Khusus, dan Pratandha.

Jendela Carakan

Jendela Pasangan

Jendela Wilangan

Jendela Aksara Murda

Jendela Aksara Swara

Jendela Aksara Rekan

Jendela Aksara Khusus

4.       Toolbar Sandhangan; untuk memasukkan sandhangan-sandhangan dalam aksara jawa.
5.       Toolbar Perangkat; berisi tombol matikan huruf a (centang bila setiap “a” diganti dengan “ha”), tombol backspace, dan Enter.
6.       Toolbar Standar; berisi pengaturan pemformatan pada hasil aksara. Terdapat tombol New, Save, Open, Print, Cut, Paste, Font, Font Size, dan lain-lain (fungsi dan ikonnya sama dengan yang ada di Microsoft Office Word)
7.       Kolom Masukan; digunakan untuk memasukkan tulisan yang ingin dibuat ke aksara jawa. Beberapa penulisan harus dengan format khusus (atau bisa memilih menekan toolbar untuk menulis).
8.       Kolom Hasil; digunakan untuk menampilkan hasil aksara jawa dari Kolom Masukan.


Untuk memasukkan karakter atau sandhangan khusus, dapat memilihnya dengan menekan tombol-tombol yang sudah tersedia.

Atau bagi yang sudah mahir, bisa menuliskan secara langsung di kotak masukan, tentunya dengan kode khusus, misalnya : Ikhwan ditulis dengan Ik+wn\
Kalau sudah selesai menulis pada aplikasi ini, hasilnya dapat dicopy-paste-kan pada Microsoft Word.

Sudah gak sabar? Silakan bagi yag mau, download gratis di sini
Password :iwanmuslim
Terlebih dulu kamu harus instal font hanacaraka di komputermu, caranya buka file HANAJ__0.TTF* atau HANAJ__.TTF* dan ikuti petunjuk yang ditampilkan komputermu.
Sesudah itu, buka file Pallawa.exe (jangan lupa passwordnya) dan nikmati aplikasi gratis ini sesuka hati.

Jangan lupa share info ini ke teman-teman ya, jangan lupa juga mencantumkan sumbernya yaitu blog ini!


Thursday 10 May 2012

Mengubah Facebook ke Bahasa Jawa


Selamat berjumpa kembali sobat...
Beberapa bulan yang lalu, facebook pernah menyediakan pilihan bahasa Jawa untuk penggunanya. Tetapi entah kenapa (mungkin juga karena bahasanya masih belum disempurnakan), Kak Mark Zuckerberg akhirnya menghapus pilihan bahasa Jawa. Tapi buat kamu yang masih ingin facebook kamu berbahasa jawa seperti berikut tentu tetap bisa melakukan perubahan. Nah, ini caranya - Lakukan langkah-langkah ini dengan komputer, atau opera mini pada ponsel.



1.       Pertama, pastikan bahwa kamu sudah login ke akun facebookmu.
2.       Lalu pergi ke sini.
3.       Copy kode javacript di bawah ini.


4.       Hapus alamat URL dan paste ke address bar pada jendela facebook di langkah kedua (seperti di bawah). Tekan enter.

5.       Tunggu proses loading selesai.
6.       Selesai. Jadilah facebook kamu berbahasa Jawa.


Keterangan:
Disarankan untuk tidak menggunakan Google Chrome karena biasanya tidak berjalan dengan baik.
Kelemahan bahasa ini adalah masih bercampurbaur dengan bahasa Inggris. Jadi, jika kamu merasa kurang nyaman, kamu bisa menggantinya ke bahasa lain sesuka kamu. Sudah tau caranya, kan?

Wednesday 2 May 2012

HARDIKNAS : Kaca Pendidikan Indonesia


Sobat, kalian tentu tahu, hari ini, tepat di tanggal 2 Mei, kita memperingati Hari Pendidikan Nasional. Nah, di sini, Ikhwan mau mengajak sobat merenungi dan berkaca dengan pendidikan nasional Indonesia saat ini.
Ikhwan mulai dari sejarah terbentuknya 2 Mei sebagai Hardiknas. Mari menengok ke belakang sejenak.
Kita perlu mengingat salah seorang pejuang pendidikan kita, ialah Ki Hajar Dewantara. Ia merupakan sosok pejuang yang sangat berjasa, utamanya dalam hal pendidikan di Indonesia.
Ki Hajar Dewantara yang memiliki nama kecil Raden Mas Soewardi Soerjaningrat lahir pada tanggal 2 Mei 1889. Tanggal inilah yang kemudian diabadikan sebagai Hardiknas.
Ki Hajar menamatkan pendidikan dasarnya di ELS, kemudian sempat melanjut ke STOVIA, sebuah sekolah dokter bumi putera, namun sayangnya tidak sampai tamat karena ia sakit.
Ki Hajar kemudian bekerja sebagai wartawan. Tulisan-tulisannya terhadap Belanda dinilai pedas, sehingga ia pernah diasingkan. Di tempat pengasingan itulah kemudian muncul gagasan-gagasannya mengenai pendidikan. Ia bercita-cita memajukan kaum pribumi dengan belajar ilmu pengetahuan, sama seperti belajarnya para Belanda.
Akhirnya setelah kepulangannya, pada tanggal 3 Juli 1992, ia berhasil mendirikan Taman Siswa. Di sinilah ia mulai mengajarkan pendidikan-pendidikan bagi kaum pribumi. Keuletannya dalam dunia pendidikan mengangkatnya menjadi Bapak Pendidikan Nasional Indonesia.
Sobat, dari kisah di atas dapat kita renungi, betapa beratnya perjuangan demi memperoleh pendidikan. Ki Hajar sampai harus diasingkan karena tulisannya mengenai penuntutan keadilan pendidikan terhadap Belanda.
Sebagai manusia yang mampu berpikir, seharusnya kita mampu menghargai. Bagaimana caranya? Sobat bisa menjawab sendiri. Mungkin sebagian dari sobat “masa bodoh” dengan sekolah, menganggap pendidikan itu tak berarti. Sadarlah! Bukankah sobat punya akal?
Pendidikan tak hanya membawa kita pada pekerjaan yang layak dan kemewahan dunia. Tetapi pendidikan juga “menghidupkan” mata hati. Dengan pendidikan, manusia dapat menghargai orang lain. Pendidikan mengarahkan kita pada ketidaksombongan!
Sobat, cobalah sedikit merenungi arti pendidikan. Ikhwan di sini hanya ingin mencoba membantu membuka mata hati kalian.

Di tulisan ini, Ikhwan juga ingin mengulas mengenai model pendidikan Indonesia saat ini. Dalam Pembukaan UUD 1945 telah dipaparkan bahwa salah satu tujuan bangsa Indonesia adalah “mencerdaskan kehidupan bangsa”. Namun apakah cita-cita itu telah terwujud? Jawabannya BELUM!
Pendidikan saat ini belum berhasil mencerdaskan dan  membangun karakter bangsa yang kuat. 67 tahun sudah Indonesia “katanya” merdeka. Namun kenyataannya pendidikan Indonesia masih terbengkalai di sana-sini. Program wajib belajar 9 tahun belum sepenuhnya menyeluruh. Masih banyak anak yang putus sekolah karena tidak punya biaya, masih banyak anak di bawah umur yang ikut bertanggung jawab menafkahi keluarga. Padahal tercantum sudah bahwa fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara (Pasal 34 ayat (1) UUD 1945). Tetapi kenyataannya? Ayat itu seperti hanya omong kosong, hanya cita-cita Indonesia yang semu. Pemerintah seperti salah sasaran.
Tetapi juga salah jika kita hanya menyalahkan pemerintah. Kita juga harus berkaca pada diri sendiri. Tanyakan pada dirimi, apakah saya sudah bisa bertanggung jawab pada pendidikan saya? Apakah saya sudah dapat mengamalkan apa yang saya tahu?
Sebagai manusia yang berkepribadian luhur, sudah merupakan kewajiban bagi kita untuk membantu mereka yang kesusahan. Salah satunya adalah dengan berbagi pengetahuan kepada mereka yang tidak bisa mengenyam pendidikan di sekolah. Jika semua manusia sudah sadar akan hal ini, cita-cita Indonesia tentu bisa menjadi nyata, bukan lagi cita-cita yang semu.
Di akhir tulisan ini, Ikhwan cuma mau berkata, marilah kita belajar menghargai, menyadari, mengamalkan, dan membagikan pengetahuan yang telah kita miliki demi terwujudnya cita-cita negara kita tercinta.

Artikel Acak

Download aplikasi Sinyal Pintar
Mobile | Web
Copyright © 2012-2015 SinyalPintar
All right reserved
Blog milik Ikhwanul Muslimin
Kebumen-Bandung, Indonesia