Setelah lama tidak menulis karena diburu tugas kuliah dan
organisasi yang tiada habisnya, hari ini penulis mencoba meluangkan sejenak
waktu untuk menulis tentang hal yang tiba-tiba terlintas di pikiran. Ini adalah
sebuah renungan bagi anak rantau, termasuk diri penulis sendiri, tentang
kerinduan seorang ibu di kampung, yang ditinggalkan anak terkasihnya. Tulisan
ini akan menunjukkan betapa rindunya seorang ibu kepada anaknya, yang mungkin
tidak kita semua rasakan, karena tidak memperhatikan.
1. Ibu merasa ada yang hilang ketika anaknya merantau
Ya, hari-hari yang biasanya diisi oleh pembicaraan dengan
anaknya, rengekan minta uang dari anaknya, pergi ke pasar yang diantar anaknya,
kecupan di tangannya ketika hendak berangkat sekolah, tiba-tiba hilang begitu
saja. Kenangan-kenangan ini membayangi hari-hari pertama seorang ibu yang
ditinggal merantau anaknya. Bahkan bisajadi ia tidak nyenyak tidur memikirkan
kondisi kita semua.
2. Khawatir yang berlebihan
Adalah wajar seorang ibu khawatir kepada anaknya. Hari
pertama berangkat merantau, di hari itu pasti ibu menanyakan keadaan kita,
sudah sampai di lokasi atau belum, bekal makanan cukup atau tidak, uang saku
bagaimana, dan sebagainya. Ketika di kampung terjadi bencana, misalnya gempa,
meski tidak sampai di tempat rantau, ibu bisa panik luar biasa, karena tidak
mau terjadi apa-apa dengan anaknya. Apalagi jika ia melihat berita di televisi
bahwa ada kejadian buruk di kota rantau kita, bertambah gusar hati ibu di sana.
3. Belajar menggunakan handphone
atau media lain untuk menghubungi kita
Bagi beberapa ibu yang tadinya tidak begitu penting urusan
komunikasi dengan handphone, ia harus
belajar menggunakannya hanya untuk menghubungi kita. Bahkan mungkin juga dengan
media sosial kekinian, ia terpaksa membuat akun untuk dapat melihat aktivitas
kita. Maka jangan heran jika suatu hari ada permintaan pertemanan dari
seseorang yang ternyata adalah ibu kita sendiri, ia hanya ingin mengetahui apa
yang kita lakukan di sini. Maka adalah salah ketika ibu menelepon kita, lantas
kita tidak melayani dengan alasan yang tidak diterima, ibu hanya rindu pada
kita.
4. Ibu akan repot luar biasa ketika mendengar berita kamu
akan pulang
Betapa bahagianya hati seorang ibu ketika mendengar anak
yang sudah lama ia rindukan akan pulang dalam waktu yang dekat. Ibu berusaha
mempersiapkan tempat tidur kamu, membersihkan kamar kita, membeli sesuatu untuk
kita makan nanti, dan lain-lain. Ia ingin ketika kita pulang, kamu suka dengan
kondisi rumah.
5. Ibu selalu mendoakan kita di sepertiga malamnya
Ketika mulai berusaha menahan rasa rindunya, dan mencoba
melepaskan kita, ibu melakukannya dengan curhat di hadapan Allah, Tuhan yang
Maha Mendengar. Ia mendoakan kita di sana, memohon kebaikan kita. Maka jangan
heran jika di suatu malam saat kamu tertidur, seperti ada yang memanggil nama
kamu, yang menjadikan kamu terbangun. Bisa jadi di saat itu ibu sedang
meluapkan kerinduannya lewat Tuhan, dan Tuhan menyalurkannya kepada kita. Maka
bangunlah dan sambutlah doanya dengan juga mendoakannya di malam itu juga.
6. Terkadang ibu merasa kamu akan pergi selamanya
Kadang rasa rindu yang ditahannya menyebabkannya merasa
bahwa ia harus merelakan kita. Terkadang ibu merasa kita tak akan kembali lagi,
apalagi jika suatu hari kita pergi karena pernikahan. Rasanya berhenti sudah
perannya sebagai ibu. Anak yang paling disayanginya sudah punya keluarga sendiri,
dan pasti akan sangat jarang mengunjungi.
Mungkin hanya lima itu yang dapat penulis tuliskan di
kesempatan ini. Pada intinya, ketika kita berada di perantauan, ada ibu atau
keluarga yang merindukan kita di sana, yang terus mendoakan kita di sana. Maka,
apakah benar jika di tempat rantau kita bertindak sesuka kita? Ibu menyimpan
harapan besar kepada anaknya, dan adalah wajib bagi kita untuk mewujudkan
harapannya. Ketika kita pulang kampung nanti, berikanlah senyum terbaik untuk
ibu, dan berilah ia kabar gembira.