1. Buatlah tujuan yang spesifik
Jika seseorang memintamu membuat daftar tujuan untuk tahun depan, mungkin
kamu akan membuat daftar berikut.
- Berusaha lebih keras di
sekolah
- Berhenti menunda-nunda
- Lebih akur dengan saudara
kandung dan semua orang
- Belajar teratur
- Lebih bertanggung jawab
Setiap tujuan di atas kedengaran
baik, tetapi semuanya memiliki masalah yang sama : tidak mungkin dicapai. Bukan
karena tujuan itu buruk, bukan juga karena kamu tidak mau berusaha, tetapi
karena terlalu kabur. Cobalah perhatikan daftar berikut. Apa yang harus kau
katakan.
Daripada
mengatakan...
|
Cobalah
katakan...
|
“Saya akan berusaha lebih
keras.”
|
“Saya akan mencatat dengan
cermat setiap hari dan bertanya kepada guru jika ada yang saya tak mengerti.”
|
“Saya akan berhenti
menunda-nunda.”
|
“Kalau saya tahu ada tugas
yang harus dikerjakan, saya akan menjadwalkan untuk menyelesaikannya paling
tidak dua hari sebelumnya.”
|
“Saya akan lebih akur dengan
saudara.”
|
“Ketika adik (atau kakak)
saya mengganggu saya saat saya hendak belajar, saya akan berjanji untuk
bermain dengannya setelah selesai.”
|
“Saya akan belajar teratur.”
|
“Saya akan pergi latihan
renang dan kemudian makan malam. Lalu saya akan belajar paling sedikit satu
jam sebelum menyalakan TV.”
|
“Saya akan lebih bertanggung
jawab.”
|
“Saya akan membersihkan kamar
dua kali seminggu dan memotong rumput tiap Minggu.
|
Semakin mendetail tujuanmu,
semakin kamu dapat mencapainya dan mengetahui kapan kamu akan mencapainya. Bagaimana
kamu dapat mengukur ‘menjadi lebih bertanggung jawab’? Sukar bukan? Namun kamu
tentu dapat mengukur apakah kamu benar-benar membersihkan kamar dan memotong
rumput serta seberapa sering kamu melakukannya. Dan walaupun kamu tidak
menyukainya, kamu akan merasa bangga saat mencapai tujuan itu.
2.
Jaga agar tujuanmu nyata
Jangan menjanjikan dirimu (atau siapa pun) bahwa kamu akan mendapat nilai
95 jika kamu saja tidak tahu seperti apa kelas atau gurumu nantinya. Lebih realistis
jika kamu berkata, “Saya akan mencoba meningkatkan nilai saya paling tidak dua
mata pelajaran.”
3.
Sertakan kesenangan di antara tujuan-tujuanmu
Saat berpikir mengenai menetapkan tujuan, biasanya kamu membatasi diri
pada hal-hal yang serius, seperti prestasi sekolah, peningkatan diri, tanggung
jawab pribadi, dan arah hidup. Pastikan kamu menyisihkan tempat dalam daftar
kamu untuk hobi, minat, kesukaan, dan kesenangan. Ini bukanlah ‘hadiah’ karena
kamu mencapai tujuan ‘yang sebenarnya’, tetapi memang termasuk bagian dari tujuanmu.
4. Jangan menetapkan terlalu banyak tujuan sekaligus
Ingatlah, Borobudur tidak dibangun dalam sehari. Cobalah untuk tidak
mempunyai terlalu banyak tujuan sekaligus di luar yang kamu pikir mampu kamu
capai.
5.
Bersiaplah mencapai beberapa saja dari tujuanmu, tetapi tidak semua
Pada umumnya, kita punya kendali paling besar atas tujuan jangka pendek
dan paling sedikit atas tujuan jangka panjang kita. Kecil kemungkinan bahwa
kamu akan dapat mencapai semua tujuanmu. Izinkanlah dirimu membiarkan hal itu terjadi
tanpa merasa itu sebuah kegagalan.
6. Kamu bebas mengubah tujuan seiring berubahnya keadaan
Jika salah satu tujuanmu adalah ke perpustakaan setiap hari Sabtu, dan
ternyata perpustakaan itu tidak bukan pada akhir pekan, tentu tujuanmu harus
diubah. Tak ada gunanya mengejar tujuan yang jelas tidak mungkin atau tetap
berpegang pada tujuan yang tidak cocok untukmu. Sesuatu yang kelihatannya
penting untukmu sekarang, bisa saja tidak penting dalam waktu enam bulan atau
setahu ke depan.
7.
Jujurlah terhadap diri sendiri
Belajarlah untuk mengenali cara berpikir yang tidak jujur dan menyesatkan
yang dapat menghalangi kamu dalam mencapai tujuan. Contoh :
Kebohongan
|
Kejujuran
|
“Saya tidak bisa.”
|
“Saya tidak mau mencobanya. Saya takut.”
|
“Saya tak punya waktu.”
|
“Saya memilih untuk tidak menyediakan waktu.”
|
“Mengapa harus saya?”
|
“Mengapa bukan saya?”
|
“Sekolah/hidup memang membosankan.”
|
“Saya bosan dengan sekolah/hidup saya. Apa yang harus saya lakukan?”
|
8.
Percayalah pada hati kecilmu
Bila kamu sedang dalam keadaan bingung, misalmu apakah tujuan tertentu
baik untuk kamu? Apakah kamu sebaiknya mengejar tujuan kamu satu per satu?
Apakah kamu sebaiknya menuruti nasihat seseorang? Maka ikutilah firasatmu. Hal ini
dapat menolong jika keadaan sangat menantang, tak pasti, dan tidak jelas.
9.
Latihan, latihan, dan latihan
Konon, dan memang survei membuktikan, bahwa diperlukan waktu 2-3 minggu
untuk membentuk kebiasaan baru atau menghilangkan kebiasaan lama. Untuk menjadikan
penetapan tujuan sebagai bagian dari hidupmu, berlatihlah setiap hari selama
paling sedikit 14 hari dan lebih baik lagi 21 hari. Cek selalu daftarmu,
buatlah perubahan jika perlu, pilihlah tujuan jangka pendek untuk hari itu dan
lakukan.
10. Berbagi tujuan dengan seorang
teman
Carilah
seorang pendukung; kemungkinan ini adalah salah satu tujuan jangka pendekmu
yang pertama. Mintalah kepadanya untuk bersedia mendengarkan tujuanmu dan
menawarkan dukungan serta kritik membangun. Impianmu akan menjadi lebih nyata
jika kamu utarakan; masalah akan lebih dapat dikelola jika kamu
memberitahukannya kepada orang lain; keberhasilan akan lebih dapat dinikmati
jika kamu mempunyai seseorang yang dapat diajak untuk merayakan hal itu. Tetapi
ingat, kamu tidak boleh membandingkan dirimu sendiri dengan seapa pun kecuali dirimu
sendiri.