Saturday, 9 May 2015

Tertawa Sewajarnya, Menangis Sewajarnya


Bahagia dan kecewa by upblackberry.com
Hari ini bisa dibilang hari bersejarah bagi sebagian besar anak-anak SMA yang baru saja menyaksikan nasibnya di layar komputer. Sebagian tersenyum dan bergembira, sebagian menangis dan meneteskan air mata. Kegembiraan dan tangisan ini lantas diluapkan melalui berbagai cara, tetapi cara terbaik adalah dengan bersyukur bagi yang gembira dan bersabar bagi yang berduka. Dan yang perlu diingat adalah hari ini bukanlah akhir, tetapi adalah awal dari segalanya. Jadi janganlah larut dalam kegembiraan juga kesedihan. Bagi yang bergembira, tantangan baru menunggu. Bagi yang bersedih, juga demikian. Ada tantangan yang mesti dihadapi.

Tertawalah sewajarnya. Bahagialah dengan tetap menghormati orang lain. Jangan berlebihan. Karena larut dalam tawa membutakan nurani. Bersyukurlah dengan memberikan manfaat untuk orang lain. Kamu yang lolos SNMPTN, ingatlah teman-temanmu yang belum beruntung seperti kamu. Berilah semangat mereka agar bisa menyusul kamu. Jangan arogan. Ulurkan tanganmu. Setidaknya dengan menghibur mereka. Ingatlah juga, bahwa di titik ini Tuhan sedang menguji kamu dengan kebahagiaan, yang di sini kebanyakan lupa. Maka tunjukkanlah bahwa kamu tetap tunduk pada-Nya. Dan dalam momentum ini, kamu memiliki tanggung jawab yang besar kepada-Nya. Kamu dipilih-Nya untuk lebih beruntung. Tuhan Mempercayakan kepada mu tanggung jawab yang besar!

Begitu juga, menangislah sewajarnya. Karena larut dalam kesedihan mematikan akal. Menangislah sebagai pengakuan dosa pada Tuhan. Kemudian bangkitlah dengan semangat penuh luar biasa. Di titik ini, Tuhan sedang menguji kamu dengan kesulitan. Kamu mendapatkan ujian lebih besar karena Tuhan sayang kamu. Maka tanggapilah tantangan Tuhan, dengan berusaha sebaik-baiknya dan tunjukkan bahwa kamu dapat melaluinya. Seorang pendaki yang tangguh tidak melewati jalan yang mulus-mulus saja, tetapi lebih banyak keterjalan yang dihadapinya. Dan kamu diciptakan Tuhan untuk menjadi pendaki yang tangguh itu. Kamu kuat.

Pada akhirnya, semua ini kembali kepada cara kita menanggapi. Tertawalah sewajarnya, hormati perasaan orang lain. Menangislah sewajarnya, tunjukkan bahwa kamu bisa tertawa lepas beberapa saat lagi. Catatlah sejarah hidup dengan penuh kesan.




Mari berbagi tulisan!
Komentar
0 Komentar

Komentari dengan Google

Artikel Terbaru

    Artikel Acak

    Download aplikasi Sinyal Pintar
    Mobile | Web
    Copyright © 2012-2015 SinyalPintar
    All right reserved
    Blog milik Ikhwanul Muslimin
    Kebumen-Bandung, Indonesia