Kampus ITB di malam hari |
Cieee yang udah siap jadi mahasiswa baru. Gimana perasaannya? Seneng, bingung, atau sampai tak dapat diungkapkan dengan kata-kata?
Nah, bagi kamu yang diterima melalui SNMPTN atau SBMPTN di
ITB, baca ini. Why? Sesuai judulnya, biar kamu nggak kaget kalau
sudah masuk sini. Oh iya, hal-hal di sini mungkin juga berlaku di universitas-universitas
lain. Akan tetapi, karena saya sekarang di ITB, maka yang saya bahas adalah
yang saya alami di ITB. Tetapi kemungkinan besar juga berlaku di universitas
lain. Jadi, yang masuk universitas lain, wajib baca juga. Hahaha
1. Jangan kaget kalau kamu jadi merasa bodoh
sendiri
Kalau kamu kuliah di ITB, kamu bakal ketemu sama teman-teman yang ‘satu
otak’ sama kamu, bahkan banyak yang lebih pinter. Ada yang bilang, ITB adalah
manusia-manusia ranking satu yang disatukan. Jadi kebayang, ya, gimana
persaingannya. Banyak banget anak olimpiade di sini. Jadi kamu jangan kaget
kalau tiba-tiba nanti saat nggak ada kelas, atau lagi nungguin dosen, kamu bakal
mendengarkan pembicaraan-pembicaraan fantastis yang belum pernah kamu tahu. Dan
di situ kamu kadang merasa paling bodoh sendiri. Tetapi tenang saja, ini semua
bakal membuatmu lebih cerdas. Meraka care banget, kok. Oh ya, notes buat yang nggak pernah ranking satu,
jangan bersedih. Kalau mau belajar, bisa kok. Saya orang biasa-biasa juga Alhamdulillah
bisa mengikuti.
2. Jangan kaget kalau nggak boleh masuk kelas karena telah satu menit saja
Ini beneran, lho. Di ITB sangat menjunjung tinggi budaya tepat waktu.
Beberapa dosen ada yang sangat-sangat melarang terlambat (meski beberapa dosen
juga ada yang menoleransi). Ada dosen yang sudah siap sedia sebelum kelas
dimulai. Jadi pada saat kelas sudah seharusnya dimulai, katakanlah pukul 07.00,
pintu bisa saja ditutup, dan tidak ada sama sekali toleransi keterlambatan.
Karena orang-orang yang terlambat akan mengganggu keberjalanan KBM. Lalu-lalang
mengalihkan fokus. Jadi, buat kamu yang kebiasaan telat, atau punya guru yang
suka telat, jangan bawa-bawa ke ITB kalau nggak
pengin ketinggalan materi.
3. Jangan kaget kalau dosen menerangkan materi
kebut-kebutan
Bagi sebagian besar mahasiswa baru, awal-awal pertemuan akan tidak
terbiasa dengan cara dosen mengajar. Kebiasaan SMA masih melekat kuat, yaitu
guru benar-benar menuntun pelan-pelan, karena memang materinya sedikit. Di
sini, jangan harap itu terjadi. Dosen sangat cepat menerangkan materi. Satu bab
bisa hanya satu pertemuan. Tiga tahun di SMA menjadi satu tahun di ITB (cuma 8
bulan sih, efektifnya). Oh iya, bagi yang belum tahu, tahun pertama ITB
mahasiswa baru akan memasuki TPB (Tahap Persiapan Bersama). Di sini diajarkan lagi
materi-materi SMA yang sudah pernah kamu lalui, yaitu Matematika, Fisika, dan
Kimia, tetapi lebih dalam.
4. Jangan kaget kalau nanti tidak bisa tidur sore
lagi
Jam 9 malam biasanya kamu sudah tidur dengan pulasnya? Dan jam 5 pagi
baru bangun? Atau bahkan bagi yang non-muslim bisa lebih dari jam itu? Jangan
harap di ITB bisa demikian. Bisa, sih, tetapi kamu bakal merugi. Tugas-tugas
akan berdatangan. Dan semakin kamu menunda, semakin banyak tumpukan tugas-tugas
itu. Jadi, hari-hari kamu bakal dipenuhi dengan mengerjakan tugas, dan kadang
bisa sampai larut malam, setidaknya pukul 10 malam. Karena tugas-tugas ini,
sebagian besar mahasiswa ITB mengalami yang namanya ‘males phobia’ yaitu rasa takut terhadap kemalasan. Ada kata-kata
yang cukup menarik oleh para penderita males
phobia ini untuk para maba : Selamat datang di kampus yang lupa adalah salah,
ketiduran adalah penyesalan, dan tidur adalah dosa. Jadi jangan harap kuliah
itu seperti yang ada di sinetron, ya. ^^
5. Jangan kaget kalau soal ujian sedikit, tetapi
jawabannya berlembar-lembar
Ini nih yang sama sekali tidak pernah kamu alami di SMA, kecuali jika
kamu anak olimpiade. Di SMA sekarang, soal ujian kebanyakan cuma pilihan ganda,
dan cara-cara singkat dapat diterapkan. Dan soal yang keluar juga itu-itu saja,
hanya diganti angka, dan penyelesaiannya dua-tiga baris selesai. Jangan harap
di ITB seperti itu. Soal ujian selalu esai. Biasanya lima soal, dan jawabannya
sampai lima lembar, bahkan lebih. Note :
lembar itu bolak-balik, ya, tidak cuma satu halaman. Dan angka-angkanya
tidak sebagus SMA, tetapi sangat jelek. Tetapi, kamu boleh pakai kalkulator,
kok.
6. Jangan kaget kalau masih banyak mahasiswa
ngampus di malam hari
Kalau biasanya magrib di SMA sudah sepi, di sini enggak begitu. Justru selepas
sholat magrib, mahasiswa masih banyak sekali yang berkegiatan. Biasanya sih
unit. Tahu sendiri, kan, berapa jumlah unit di ITB? Di atas 80 unit! Itu kenapa
magrib-maghrib sampai malam (jam malam pukul 11 pm), masih banyak orang. Ada
yang main basket, latihan marching band, latihan menari, paduan suara, dan yang
main ke perpustakaan juga banyak.
7. Jangan kaget kalau banyak anak hedon di sini
Hedon (hedonisme) secara mudah artinya menggunakan duit dengan sangat
boros. Misalnya, nih, kamu makan mulu, atau belanja mulu, dan itu mengakibatkan
pengeluaranmu banyak. Di sini, banyak banget yang seperti itu. Kamu harus
hati-hati, ya. Jangan sampai ikut arus ini. Berhematlah. Tahan keinginanmu,
penuhi kebutuhan dulu. Iya kalau kamu sudah punya penghasilan sendiri. Kalau
masih minta orang tua, kan kasihan mereka. Meski mungkin orang tua menyediakan
dan tidak keberatan, berhematlah, menabunglah.
8. Buat anak daerah, jangan kaget dengar
bahasa-bahasa gaul (lo, gue, end! ^^)
Ini khusus buat anak daerah yang sama sekali nggak pernah pakai bahasa ‘lo,gue’ kecuali dengar di TV. Di sini,
kita biasa pakai ‘lo,gue’. Tetapi teman, jangan juga terpaku pada pakem itu.
Kalau kamu merasa lebih nyaman dengan ‘aku, kamu’ atau ‘urang,maneh’ gunakanlah.
Be yourself. Dan untuk orang Jawa,
sesama orang Jawa juga saya harapkan tetap memakai bahasa Jawa di keseharian
santai. Menurut saya itu lebih baik.
9. Jangan kaget kalau di Bandung banyak sekali
singkatan
Bandung adalah kota dengan segudang singkatan. Awal-awal masuk sini, yang
pertama kali kamu akan dengar mungkin PSAS (Pakaian Seragam Asal Sekolah).
Contohnya begini, ‘Bro, besok pagi jangan lupa daftar ulang, ya. Pake PSAS!’. Lalu,
semakin lama singkatan-singkatan semakin banyak. Berikut beberapa di antaranya.
Baper : bawa perasaan, biasanya
digunakan untuk mengomentari kata-kata yang menyentuh hati.
Sans : Santai. Mungkin bukan
singkatan, tetapi sering digunakan. Contohnya, ‘Tugas numpuk, sans. Gue juga
belum ngerjain. Haha’
Sabeb : Bebas. Ini juga bukan
singkatan, cuma dibalik saja.
Matkul : Mata kuliah.
MBBTB :
Maaf baru bales telat banget.
Jarkom : Jaringan komunikasi.
Jarkom : Jaringan komunikasi.
Dan masih sangat banyak lagi.
10. Jangan kaget kalau LINE menjadi media paling
utama chatting
Kalau mungkin di zaman SMA yang digunain adalah BBM,
dan WhatsApp, di sini LINE yang bakal banget-banget digunain. Grup-grup kelas
bakal berpusat di sini. Semua pengumuman kelas biasanya di sini. Maksudnya
pengumuman yang dibikin sendiri oleh kelas, bukan ITB. Kalau ITB ya di web lah.
Jadi, yang nggak punya LINE, mending
siapin dulu. Dan yang nggak punya
smartphone, ada LINE buat komputer, kok. #kokjadikayaendorsLINEya?
Selain LINE, media yang juga jadi tempat ngumpul itu facebook, tetapi sekarang mulai ditinggalkan. Twitter juga biasanya digunakan untuk official-official accounts suatu acara.
So, itulah kesepuluh hal
yang harus kamu tahu biar nggak kaget
masuk ITB. Satu pesan dari saya. Masuk sini bukan untuk main-main. Bukan untuk
gaya-gaya. Tetapi untuk berprestasi.