Wednesday 29 August 2012

Subhanallah... Inilah Keutamaan Puasa Enam Hari di Bulan Syawal

Halo sobat ZoPi! Sudah selesai, kan acara silaturrahmi bersama keluarga, teman, dan guru-guru? Nah, sekarang kita ingat lagi pada puasa. Yap, puasa!
Kalian pasti ingat, kan? Hal baik apa yang kita lakukan di bulan puasa kemarin? Betapa indahnya saat kita berpuasa sebulan kemarin. Tapi, semuanya seperti terasa hilang tak berbekas. Mengapa? Kebanyakan dari kita terlalu asyik setelah lebaran. Banyak makan di sana-sini. Tiap berkunjung ke rumah orang, pasti disuguhi makanan. Dan, itulah manusia. Lalai bahwa makan banyak itu tak baik. Kalau begini adanya, maka sia-sia saja kita berpuasa sebulan penuh kemarin. Iya, kan? Iya aja deeh... J
Nah, kali ini Sinyal Pintar mau ngajak kamu mengenang masa-masa puasa kemarin. Dengan apa? Ya dengan puasa lagi dong! Di bulan Syawal ini, ada puasa yang amat besar manfaatnya. Rasulullah SAW bersabda yang artinya, “Siapa yang berpuasa penuh di bulan Ramadhan lalu menyambungnya dengan (puasa) enam hari di bulan Syawal, maka (pahalanya) seperti ia berpuasa selama satu tahun penuh.” (HR. Muslim)
Kemudian Imam Ahmad dan An-Nasa'i menambahkan dari Tsauban bahwa Nabi SAW juga bersabda, "Puasa Ramadhan (ganjarannya) sebanding dengan (puasa) sepuluh bulan, sedangkan puasa enam hari (di bulan Syawal, pahalanya) sebanding dengan (puasa) dua bulan, maka itulah bagaikan berpuasa selama setahun penuh." ( Hadits riwayat Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Hibban dalam "Shahih" mereka.)

Wuiihhh.... Pahalanya gede banget kan? Ada gak sih, di antara kalian yang pernah puasa sampai setahun? Wah wah wah... Kalo kita puasa sampai setahun, mungkin badan kita tinggal tulang aja ya? Jadi kurus bangeettt!

O iya, inilah manfaat puasa setelah Ramadhan. Apa saja ya? Let’s check it up!
1.     Puasa enam hari di bulan Syawal setelah Ramadhan, merupakan pelengkap dan penyempurna pahala dari puasa sebulan penuh.
Maksudnya? Kok bisa disamakan dengan setahun penuh?
Begini, tadi kan sudah dibicarakan kalau puasa Ramadhan ganjarannya sama dengan 10 bulan. Nah, biar sempurna setahun, jadi ditambah 6 hari. Tau gak, kenapa diambil 6 hari? Setiap kebaikan (hasanah) itu pahalanya 10 kali lipat. Nah, sekarang matematikanya keluar!
6 hari x 10    = 60 hari
   รณ 60 hari   = 2 bulan
Jadi, 10 bulan ditambah dengan 2 bulan sama dengan 12 bulan atau setahun. Paham?

2.     Puasa Syawal dan Sya'ban bagaikan shalat sunnah rawatib, berfungsi sebagai penyempurna dari kekurangan, karena pada hari Kiamat nanti perbuatan-perbuatan fardhu akan disempurnakan (dilengkapi) dengan perbuatan-perbuatan sunnah.
Mengapa demikian?
Karena sebagaimana keterangan yang datang dari Nabi SAW di berbagai riwayat, mayoritas puasa fardhu yang dilakukan kaum muslimin memiliki kekurangan dan ketidak-sempurnaan, maka hal itu membutuhkan sesuatu yang menutupi dan menyempurnakannya.
Sekarag kita ibaratkan dengan makanan. Perbuatan fardlu semisal puasa Ramadhan itu kita ibaratkan dengan nasi. Itu yang wajib (di Indonesia Barat). Bagaimana rasanya jika makan hanya dengan nasi saja? Pasti akan terasa hambar, bukan? Makanya kita biasanya melengkapinya dengan lauk-pauk, semisal tempe dan tahu. J Lauk-pauk di sini diibaratkan sebagai yang sunnah.
Ibadah juga mesti seperti itu seharusnya seperti itu. Bukan hanya fardlunya saja yang ‘dimakan’, tetapi sunnahnya juga dikerjakan. Nasi saja dikasih lauk biar enak, masa ibadah nasi doang sih?

3.     Membiasakan puasa setelah Ramadhan menandakan diterimanya puasa Ramadhan, karena apabila Allah Ta'ala menerima amal seorang hamba, pasti Dia menolongnya dalam meningkatkan perbuatan baik setelahnya.
Nah, kamu pastinya pengin puasa kamu diterima kan? Siapa sih, yang ibadahnya nggak mau diterima? Pasti semuanya ingin diterima. O ya, sebagian orang bijak mengatakan, "Pahala amal kebaikan adalah kebaikan yang ada sesudahnya."
Maksudnya begini... Siapa (gak pake barang) yang mengerjakan kebaikan kemudian melanjutkannya dengan kebaikan lain, maka hal itu merupakan tanda atas terkabulnya amal pertama. Demikian pula sebaliknya, jika seseorang melakukan suatu kebaikan lalu diikuti dengan yang buruk maka hal itu merupakan tanda tertolaknya amal yang pertama.

4.     Puasa Ramadhan dapat mendatangkan maghfirah atas dosa-dosa masa lain. Orang yang berpuasa Ramadhan akan mendapatkan pahalanya pada hari Raya'ldul Fitri yang merupakan hari pembagian hadiah, maka membiasakan puasa setelah 'Idul Fitri merupakan bentuk rasa syukur atas nikmat ini. Dan sungguh tak ada nikmat yang lebih agung dari pengampunan dosa-dosa.
Eits... Jangan disalahgunakan ya.. Mentang-mentang dosanya sudah diampuni eh malah berniat bikian dosa lagi. Kenapa? Karena puasanya tidak akan terkabul, ia bagaikan orang yang membangun sebuah bangunan megah lantas menghancurkannya kembali.
Allah Ta'ala berfirman, "Dan janganlah kamu seperti seorang perempuan yang menguraikan benangnya yang sudah dipintal dengan kuat menjadi cerai berai kembali" (An-Nahl: 92)

5.     Amal-amal yang dikerjakan seorang hamba untuk mendekatkan diri kepada Tuhannya pada bulan Ramadhan tidak terputus dengan berlalunya bulan mulia ini, selama ia masih hidup.
Perlu diketahui juga, amal perbuatan seorang mukmin itu tidak ada batasnya hingga maut menjemputnya. Allah Ta'ala berfirman, "Dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu yang diyakini (ajal) " (Al-Hijr: 99)
O ya, ada seorang ulama salaf ditanya tentang kaum yang bersungguh-sungguh dalam ibadahnya pada bulan Ramadhan tetapi jika Ramadhan berlalu mereka tidak bersungguh-sungguh lagi, beliau berkomentar,"Seburuk-buruk kaum adalah yang tidak mengenal Allah secara benar kecuali di Ramadhan saja, padahal orang shalih adalah yang beribadah dengan sungguh-sunggguh di sepanjang tahun.

Subhanallah... Ternyata begitu agungnya keutamaan puasa ini. Jadi, tunggu apa lagi? Puasa bareng yuk!



Mari berbagi tulisan!

Artikel Terkait

Komentar
0 Komentar

Bookmark Sinyal Pintar

Copy-Pastekan kode ini untuk bookmark Sinyal Pintar di blog/website-mu.
Teks

Banner