Kalian pasti ingat, kan? Hal baik apa yang kita lakukan di
bulan puasa kemarin? Betapa indahnya saat kita berpuasa sebulan kemarin. Tapi,
semuanya seperti terasa hilang tak berbekas. Mengapa? Kebanyakan dari kita
terlalu asyik setelah lebaran. Banyak makan di sana-sini. Tiap berkunjung ke
rumah orang, pasti disuguhi makanan. Dan, itulah manusia. Lalai bahwa makan
banyak itu tak baik. Kalau begini adanya, maka sia-sia saja kita berpuasa
sebulan penuh kemarin. Iya, kan? Iya aja deeh... J
Nah, kali ini Sinyal Pintar mau ngajak kamu mengenang
masa-masa puasa kemarin. Dengan apa? Ya dengan puasa lagi dong! Di bulan Syawal
ini, ada puasa yang amat besar manfaatnya. Rasulullah SAW bersabda yang
artinya, “Siapa yang berpuasa penuh di bulan Ramadhan lalu menyambungnya
dengan (puasa) enam hari di bulan Syawal, maka (pahalanya) seperti ia berpuasa
selama satu tahun penuh.” (HR. Muslim)
Kemudian Imam Ahmad dan An-Nasa'i menambahkan dari Tsauban
bahwa Nabi SAW juga bersabda, "Puasa Ramadhan (ganjarannya) sebanding
dengan (puasa) sepuluh bulan, sedangkan puasa enam hari (di bulan Syawal,
pahalanya) sebanding dengan (puasa) dua bulan, maka itulah bagaikan berpuasa
selama setahun penuh." ( Hadits riwayat Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Hibban
dalam "Shahih" mereka.)
Wuiihhh.... Pahalanya gede banget kan? Ada gak sih, di
antara kalian yang pernah puasa sampai setahun? Wah wah wah... Kalo kita puasa
sampai setahun, mungkin badan kita tinggal tulang aja ya? Jadi kurus bangeettt!
O iya, inilah manfaat puasa setelah Ramadhan. Apa saja
ya? Let’s check it up!
1. Puasa enam hari di
bulan Syawal setelah Ramadhan, merupakan pelengkap dan penyempurna pahala dari
puasa sebulan penuh.
Maksudnya? Kok bisa disamakan dengan setahun penuh?
Begini, tadi kan sudah dibicarakan kalau puasa Ramadhan ganjarannya sama
dengan 10 bulan. Nah, biar sempurna setahun, jadi ditambah 6 hari. Tau gak,
kenapa diambil 6 hari? Setiap kebaikan (hasanah) itu pahalanya 10 kali lipat.
Nah, sekarang matematikanya keluar!
6 hari x 10 = 60 hari
รณ
60 hari = 2 bulan
Jadi, 10 bulan ditambah dengan 2
bulan sama dengan 12 bulan atau setahun. Paham?
2. Puasa Syawal dan
Sya'ban bagaikan shalat sunnah rawatib, berfungsi sebagai penyempurna dari
kekurangan, karena pada hari Kiamat nanti perbuatan-perbuatan fardhu akan
disempurnakan (dilengkapi) dengan perbuatan-perbuatan sunnah.
Mengapa demikian?
Karena sebagaimana keterangan yang datang dari Nabi SAW di berbagai
riwayat, mayoritas puasa fardhu yang dilakukan kaum muslimin memiliki
kekurangan dan ketidak-sempurnaan, maka hal itu membutuhkan sesuatu yang
menutupi dan menyempurnakannya.
Sekarag kita ibaratkan dengan makanan. Perbuatan fardlu semisal puasa
Ramadhan itu kita ibaratkan dengan nasi. Itu yang wajib (di Indonesia Barat).
Bagaimana rasanya jika makan hanya dengan nasi saja? Pasti akan terasa hambar,
bukan? Makanya kita biasanya melengkapinya dengan lauk-pauk, semisal tempe dan
tahu. J
Lauk-pauk di sini diibaratkan sebagai yang sunnah.
Ibadah juga mesti seperti itu seharusnya seperti itu. Bukan hanya
fardlunya saja yang ‘dimakan’, tetapi sunnahnya juga dikerjakan. Nasi saja
dikasih lauk biar enak, masa ibadah nasi doang sih?
3. Membiasakan puasa
setelah Ramadhan menandakan diterimanya puasa Ramadhan, karena apabila Allah
Ta'ala menerima amal seorang hamba, pasti Dia menolongnya dalam meningkatkan
perbuatan baik setelahnya.
Nah, kamu pastinya pengin puasa kamu diterima kan? Siapa sih, yang
ibadahnya nggak mau diterima? Pasti semuanya ingin diterima. O ya, sebagian
orang bijak mengatakan, "Pahala amal kebaikan adalah kebaikan yang ada
sesudahnya."
Maksudnya begini... Siapa (gak pake barang) yang mengerjakan
kebaikan kemudian melanjutkannya dengan kebaikan lain, maka hal itu merupakan
tanda atas terkabulnya amal pertama. Demikian pula sebaliknya, jika seseorang
melakukan suatu kebaikan lalu diikuti dengan yang buruk maka hal itu merupakan
tanda tertolaknya amal yang pertama.
4. Puasa Ramadhan dapat
mendatangkan maghfirah atas dosa-dosa masa lain. Orang yang berpuasa Ramadhan
akan mendapatkan pahalanya pada hari Raya'ldul Fitri yang merupakan hari
pembagian hadiah, maka membiasakan puasa setelah 'Idul Fitri merupakan bentuk
rasa syukur atas nikmat ini. Dan sungguh tak ada nikmat yang lebih agung dari
pengampunan dosa-dosa.
Eits... Jangan disalahgunakan ya.. Mentang-mentang dosanya sudah
diampuni eh malah berniat bikian dosa lagi. Kenapa? Karena puasanya tidak akan
terkabul, ia bagaikan orang yang membangun sebuah bangunan megah lantas
menghancurkannya kembali.
Allah Ta'ala berfirman, "Dan janganlah kamu seperti seorang
perempuan yang menguraikan benangnya yang sudah dipintal dengan kuat menjadi
cerai berai kembali" (An-Nahl: 92)
5. Amal-amal yang
dikerjakan seorang hamba untuk mendekatkan diri kepada Tuhannya pada bulan
Ramadhan tidak terputus dengan berlalunya bulan mulia ini, selama ia masih
hidup.
Perlu diketahui juga, amal perbuatan seorang mukmin itu tidak ada
batasnya hingga maut menjemputnya. Allah Ta'ala berfirman, "Dan
sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu yang diyakini (ajal) "
(Al-Hijr: 99)
O
ya, ada seorang ulama salaf ditanya tentang kaum yang bersungguh-sungguh dalam
ibadahnya pada bulan Ramadhan tetapi jika Ramadhan berlalu mereka tidak
bersungguh-sungguh lagi, beliau berkomentar,"Seburuk-buruk kaum adalah
yang tidak mengenal Allah secara benar kecuali di Ramadhan saja, padahal orang
shalih adalah yang beribadah dengan sungguh-sunggguh di sepanjang tahun.”
Subhanallah... Ternyata begitu agungnya keutamaan puasa ini.
Jadi, tunggu apa lagi? Puasa bareng yuk!