Tulisan berikut adalah bagian dari seri SPARTA Warrior Project, sebuah kisah antara dunia fantasi dan realita. Sebelum membca bagian ini, kamu bisa membaca terlebih dahulu Chapter 3 : Seeking the Power.
Setelah beberapa hari mengalami massa maintenance untuk memulihkan kekuatan yang pernah dikuras untuk melawan penguasa kegelapan, tim SPARTA Warrior Project akhirnya kembali. Kali ini, Panglima Ahmad bersama Rona, adik Rowan, dan para Altairs tiba di suatu hutan yang sangat lebat. Hutan itu bernama Endor Forest. Tiba di Endor Forest, para Altairs dihadang oleh puluhan pohon misterius. Pohon-pohon ini hendak memakan para Altairs. Pertempuran singkat terjadi. Namun para Altairs yang selama ini telah dibekali ilmu mampu mengalahkannya.
Selanjutnya, para Altairs bertemu dengan Wicket, kurcaci
penjaga Endor Forest.
“Rasanya aku mencium bau manusia di sini. Hmm… Kalian
rupanya. Ada apa datang ke sini?” kata Wicket menanyakan maksud kedatangan para
Altairs.
“Kami ke sini tidak ingin mengganggumu. Kami hanya ingin
mencari artefak yang hilang. Artefak itu berupa kitab tentang etika. Apakah kau
mengetahui keberadaannya?” jawab Ahmad.
“Ya, kau benar! Di sini memang tersimpan kitab itu, Saint
Book of Ethics! Namun, untuk apa kau mencarinya?”
“Aku akan gunakan itu untuk mengalahkan penguasa kegelapan
dan mencegah Azazel keluar dari Ailis.”
“Baiklah, aku tunjukkan di mana artefak itu berada.”
Kemudian Wicket membawa pasukan ke sebuah tempat rahasia.
Artefak itu tersimpan di sebuah tugu besar yang terkunci Sealing Orb. Untuk
membukanya, para Altairs harus menyelesaikan tantangan.
“Sealing Orb ini akan terbuka jika kalian dapat
menyelesaikan tantanganku. Kalian harus mengunjungi dua belas tugu untuk
melakukan ritual di sana. Kedua belas tugu itu ada di dalam Endor Forest ini.
Di setiap tugu terdapat satu kunci. Bawalah kedua belas kunci tersebut ke sini!
Jika kalian berhasil membawa semuanya, maka kalian akan dapat membuka Sealing
Orb ini dan mengambil artefak Saint Book of Ethics,” kata Wicket.
“Baiklah, kami siap melakukannya,” Ahmad berkata dengan
penuh percaya diri. Para Altairs pun demikian.
“Baiklah. Selamat berjuang! Semoga kalian beruntung.
Ingatlah, di dalam Endor Forest ini mungkin saja beberapa di antara kalian akan
bertemu dengan roh jahat. Berhati-hatilah.”
Para Altairs kemudian pergi meninggalkan Wicket. Mereka
menyebar ke seluruh penjuru Endor Forest untuk mencari kedua belas tugu.
***
“Hei! Ada yang bercahaya di sana. Mungkinkah itu tugunya?”
salah satu dari para Altairs berteriak.
“Tugu Keadilan,” salah satu lagi membacakan tulisan yang
terpahat di tugu tersebut.
Di tugu ini terdapat mata air suci berwarna hijau, lambang
keadilan. Para Altairs melakukan ritual dengan meminum mata air tersebut.
Kemudian, kunci berwarna hijau muncul dari balik tugu. Mereka berhasil.
Tugu-tugu lainnya juga ditemukan. Dan para Altairs akhirnya kembali kepada
Wicket dengan membawa kedua belas kunci itu.
Satu per satu kunci ditempatkan pada tugu besar tempat
artefak berada. Obor etika bercahaya. Tugu besar terbuka, dan akhirnya artefak
Saint Book of Ethics berhasil diperoleh para Altairs.
“Kini tugasku menjaga Endor Forest ini telah berakhir.
Sekarang, hutan ini adalah milik kalian! Selamat,” kata Wicket sembari pergi
meninggalkan para Altairs.