Friday 7 September 2012

Membiasakan Tersenyum Terhadap Sesama

Alhamdulillah. Pengajian Jumat pertama di sekolah lancar, meski masih agak kagok ngomong di depan orang banyak ya itung-itung sebagai latihan lah. Karena materi pertama ini aku yang buat, jadi aku publikasikan saja ke sobat ZoPi. Itung-itung bagi ilmu plus isi-isi blog saja, karena sudah seminggu kosong.

Sobat, kalian tentu sering mendengar bahwa senyum adalah ibadah. Tapi tahukah kalian? Bagaimana Islam menekankansenyum dalam hukumnya? Prinsip senyum dalam kehidupan sehari-hari ternyata tidak terlepas dari aturan Islam. Islam, sebagai agama yang tidak pernah membiarkan sesuatu berjalan tanpa hukum, juga menganjurkan umatnya memelihara senyum dalam kehidupannya.
Rasulullah SAW bersabda, “Senyummu di depan saudaramu adalah sedekah.” (HR. Tirmidzi)
Lalu siapakah saudara yang dimaksud di sini? Apakah hanya saudara kandung? Apakah hanya Bapak, Ibu, adik, kakak, nenek, bibi? Bukan! Yang dimaksud saudara di sini adalah seluruh umat muslim sedunia.
Rasulullah SAW bersabda, “Seorang muslim itu adalah saudara muslim lainnya...” (HR. Muslim)
Kita harus meneliti relung hati kita jikalau kita tersenyum dengan wajah jernih kita rasanya ikut terimbas bahagia. Kata-kata yang disampaikan dengan senyuman yang tulus, rasanya lebih enak didengar daripada dengan wajah bengis dan ketus. Senyuman menambah manisnya wajah walaupun berkulit sangat gelap dan tua keriput. Yang  menjadi pertanyaan, apakah kita termasuk orang yang senang tersenyum untuk orang lain? Mengapa kita berat untuk tersenyum, bahkan dengan orang yang terdekat sekalipun? Padahal Rasulullah yang mulia tidaklah berjumpa dengan orang lain kecuali dalam keadaan wajah yang jernih dan senyum yang tulus
Sejak aku masuk Islam, Rasulullah saw tidak pernah menghindar dariku. Dan beliau tidak melihatku kecuali beliau pasti tersenyum kepadaku.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Senyum Untuk Kesehatan
Sesungguhnya perihal senyum dalam dunia kesehatan ada beberapa manfaat bagi yang melakukannya. Pertama, tersenyum dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh, karena pada saat tersenyum fungsi imun meningkat yang membuat seseorang lebih rileks dan terhindar dari penyakit-penyakit ringan misalnya flu dan pilek.
Kedua, senyum bisa meredakan stres. Senyum bisa melepaskan endorfin, pengurang rasa nyeri dan serotonin. Hal ini membuat orang merasa lebih baik tidak stres.
Ketiga, senyum bisa menurunkan tekanan darah. Penelitian menunjukkan bahwa pengukuran darah diakukan ketika sedang tegang dengan sedang tersenyum yang normal adalah ketika tersenyum.
Para pakar dari kalangan muslim maupun non muslim melihat seuntai senyuman sangat besar pengaruhnya.
Dale Carnegie dalam bukunya yang terkenal, "Bagaimana Anda Mendapatkan Teman dan Mempengaruhi Manusia" menceritakan:
"Wajah merupakan cermin yang tepat bagi perasaan hati seseorang. Wajah yang ceria, penuh senyuman alami, senyum tulus adalah sebaik-baik sarana memperoleh teman dan kerja sama dengan pihak lain. Senyum lebih berharga dibanding sebuah pemberian yang dihadiahkan seorang pria. Dan lebih menarik dari lipstik dan bedak yang menempel di wajah seorang wanita. Senyum bukti cinta tulus dan persahabatan yang murni."
Ia melanjutkan, "Saya minta setiap mahasiswa saya untuk tersenyum kepada orang tertentu sekali setiap pekannya. Salah seorang mahasiswa datang bertemu dengan pedagang, ia berkata kepadanya, "Saya pilih tersenyum kepada istriku, ia tidak tau sama sekali perihal ini. Hasilnya adalah saya menemukan kebahagiaan baru yang sebelumnya tidak saya rasakan sepanjang akhir tahun-tahun ini. Yang demikian menjadikan saya senang tersenyum setiap kali bertemu dengan orang. Setiap orang membalas penghormatan kepada saya dan bersegera melaksanakan khidmat -pelayanan- kepada saya. Karena itu saya merasakan hidup lebih ceria dan lebih mudah."
Kegembiraan meluap ketika Carnegie menambahkan, "Ingatlah, bahwa senyum tidak membutuhkan biaya sedikitpun, bahkan membawa dampak yang luar biasa. Tidak akan menjadi miskin orang yang memberinya, justru akan menambah kaya bagi orang yang mendapatkannya. Senyum juga tidak memerlukan waktu yang bertele-tele, namun membekas kekal dalam ingatan sampai akhir hayat. Tidak ada seorang fakir yang tidak memilikinya, dan tidak ada seorang kaya pun yang tidak membutuhkannya."
Yuk, kita jadikan diri kita sebagai bukti keindahan Islam, walau secara sederhana. Tentu alangkah indahnya wajah yang jernih, ceria, senyum yang tulus dan ikhlas, membahagiakan siapapun. Betapa nyamannya suasana saat salam hangat ditebar, saling mendo’akan, menyapa dengan ramah, lembut, dan penuh perhatian.
Seorang bertanya kepada Nabi Saw, "Islam yang bagaimana yang baik?" Nabi Saw menjawab, "Membagi makanan (kepada fakir-miskin) dan memberi salam kepada yang dia kenal dan yang tidak dikenalnya." (HR. Bukhari)
Yang muda mendahului memberi salam kepada yang tua, yang lewat kepada yang duduk dan yang berjumlah sedikit kepada yang banyak. (HR. Bukhari)
Alangkah agungnya pribadi kita, jika penampilan kita selalu sopan dengan siapapun dan dalam kondisi bagaimana pun. Betapa nikmatnya dipandang, jika pribadi kita santun, mau mendahulukan orang lain, rela mengalah dan memberikan haknya, lapang dada, pemaaf yang tulus, dan ingin membalas keburukan dengan kebaikan serta kemuliaan.

Wallaahu A’lam


Mari berbagi tulisan!

Artikel Terkait

Komentar
0 Komentar

Bookmark Sinyal Pintar

Copy-Pastekan kode ini untuk bookmark Sinyal Pintar di blog/website-mu.
Teks

Banner