Setiap orang
pasti pernah mengalami stres. Stres merupakan kondisi kejiwaan yang tidak
stabil yang dapat diakibatkan oleh terlalu beratnya pikiran seseorang. Kondisi ini
ternyata dapat mengakibatkan beberapa penyakit yang berbahaya bagi tubuh. Sebuah
penelitian terbaru mengungkapkan adanya beberapa efek stres terhadap kesehatan
mental dan fisik.
Ketika
sedang stres, suatu bagian otak yang disebut sebagai hipotalamus memicu
pelepasan hormon adrenalin dan kortisol. Adrenalin meningkatkan denyut jantung
dan tekanan darah, sedangkan kortisol menaikkan gula darah.
Berikut ini
merupakan 6 gangguan kesehatan akibat stres berkepanjangan.
1. Kanker dan gangguan imun
Sistem imun
alami tubuh dirancang untuk melindungi kita dari bahaya langsung. Stres kronis
dapat merusak sistem tersebut dan justru menghambat kerja sistem imun.
Akibatnya, risiko kanker dan masalah kesehatan lainnya akan meningkat.
Atasi
dengan: Teknik relaksasi seperti meditasi, yoga, dan praktik-praktik lain yang
bisa menenangkan pikiran. Selain itu, cobalah untuk menemukan solusi terhadap
situasi stres setenang mungkin.
2. Penyakit jantung
"Masyarakat
sepertinya lupa bahwa stres merupakan faktor risiko utama untuk penyakit
jantung," ungkap Chauncey Crandall, MD, salah satu ahli jantung.
Salah
satunya seperti kasus penyakit jantung yang terjadi pada Mantan Presiden AS,
George W. Bush. Tim dokternya meyakini bahwa penyakit jantungnya muncul karena
efek stres yang ia alami saat masih menjabat sebagai presiden.
Atasi
dengan: Dr Crandall merekomendasikan setiap individu untuk melakukan tes
kesehatan jantung dimulai pada usia 40-an. Ini dilakukan untuk mengetahui sejak
awal jika memang terdapat suatu penyakit dan memicu kebiasaan gaya hidup sehat.
3. Masalah berat badan
Stres dapat
membuat seseorang menjadi makan berlebihan. Makan berlebihan ini pun biasanya
berupa makanan yang tinggi kalori. Padahal obesitas dan kelebihan berat badan
dapat meningkatkan risiko diabetes, penyakit jantung, kanker dan depresi.
Atasi
dengan: Carilah waktu yang tepat untuk makan, sebaiknya jangan makan ketika
Anda sedang benar-benar stres. Jauhkan rasa nyaman saat makan untuk mengatasi
stres. Sebaliknya, carilah kesenangan lain selain dengan makan agar kalori
tetap terkontrol.
4. Depresi dan kecemasan
Stres
memiliki dampak langsung dan nyata pada kesehatan mental. Stres kronis
menyebabkan depresi, atau justru memperburuk depresi yang ada sebelumnya.
Atasi
dengan: Rutinlah berolahraga. Olahraga dapat meningkatkan produksi
neurotransmitter dan endorfin. Keduanya dapat meningkatkan mood dan menurunkan
risiko depresi, penyakit jantung, stroke, diabetes, dan kanker.
5. Rambut rontok
Kerontokan
rambut juga sering terjadi akibat stres. Saat stres, efek yang diberikan
terhadap rambut antara lain alopecia areata (sel darah putih 'menyerang'
folikel rambut); telogen effluvium (rambut berhenti tumbuh); dan trikotilomania
(kerontokan ekstrem akibat stres, cemas, tegang, kesepian, atau frustrasi).
Atasi
dengan: Cobalah untuk membangun jaringan dukungan yang kuat, selalu berpikir
positif untuk meningkatkan harga diri. Selain itu, sediakan waktu yang cukup
untuk tidur setiap malamnya.
6. Sindrom metabolik
Orang yang
mengalami stres kronis berada pada risiko lebih besar untuk terkena sindrom
metabolik, yang merupakan kombinasi dari diabetes, tekanan darah tinggi, kadar
gula darah tinggi, obesitas, dan kadar kolesterol abnormal. Jika terjadi
bersamaan, maka akan meningkatkan risiko penyakit jantung.
Atasi
dengan: Lakukan 4 strategi berikut; pertama, lakukan sesuatu yang untuk
menenangkan pikiran Anda seperti mendengarkan musik; kedua, latihan teratur
seperti ke gym, berjalan-jalan, atau yoga; ketiga, bertemu dengan teman-teman,
kerabat, atau bergabung dengan organisasi yang membuat Anda bisa berkomunikasi
dengan orang yang Anda sayangi; dan keempat, konsumsi makanan yang sehat
terutama yang kaya akan asam lemak omega-3, misalnya ikan dan kacang-kacangan.
Sumber: detikhealth