Setelah saya lakukan survey dengan responden
mahasiswa-mahasiswa tingkat dua di beberapa universitas, yaitu ITB, UI, UNPAD, UNS, UNY,
dll, ternyata mahasiswa baru atau yang biasa disingkat MaBa punya beberapa
karakter yang berbeda dari mahasiswa-mahasiswa tingkat dua, tiga, apalagi
tingkat akhir. Hal ini karena maba masih dalam proses menyesuaikan diri, masih
gembira setelah diterima di perguruan tinggi, dan masih tanpa dosa. Setidaknya
ada sepuluh hal yang menjadi ciri maba. Berikut adalah sepuluh hal yang maba
banget!
OSKM 2014 by LFM ITB |
1. Wajah maba masih
bersih dan berseri, belum pernah terkena badai masalah
Masa-masa pergantian dari SMA menjadi mahasiswa adalah
masa-masa terindah. Setelah lulus ujian nasional dan lolos seleksi masuk
perguruan tinggi (SNMPN, SBMPTN, atau ujian mandiri), mereka akan sangat
gembira. Wajah berseri karena belum pernah punya masalah. Coba tunggu tiga
sampai enam bulan lagi, setelah ujian-ujian menerjang. Apa yang akan terjadi?
2. Maba suka
foto-foto atau selfie di kampusnya
Ya iyalah, punya kampus baru, gitu. Masa nggak foto-foto? Mereka bakal foto di depan
gerbang kampusnya, di tempat-tempat bersejarah di kampusnya (misal di Tugu
Soekarno kalo di ITB), juga di kantin-kantin kampusnya (ini mah biasa buat yang
emang doyan selfie). Mahasiswa baru suka banget melakukan ini. Sedangkan kakak
tingkatnya hanya bisa terdiam sambil berkata dalam hati, “Tunggu aja tiga empat
bulan, masih sempatkah kau selfie?” ^^
3. Suka bikin status
tentang kuliah pertama
Ini yang juga biasanya dilakukan para maba, update status,
juga upload foto-foto selfie kampusnya. Jalan ke kampus pertama update status “Otw
kampus.” Kuliah pertama update status “Kuliah pertama, nih. Focused”. Ngomentari
dosen “Aduh, dosennya kok cepet banget neranginnya?”. Dikasih tugas nyetatus
bahagia “Wah, dapet tugas pertama. Kerjakan.” Dan masih banyak lagi.
4. Maba suka beli pernak-pernik
bertema kampusnya
Toko-toko yang menjual pernak-pernik kampus akan langsung
dibanjiri maba saat bulan-bulan awal kuliah. Maba akan menyerbu toko untuk
mendapatkan pernak-pernik itu, misal gantungan kunci, buku agenda, payung, kaos,
jaket, dll yang bertema kampus. Buat apa? Biar punya identitas. Masa kuliah di
kampus X tapi nggak punya
barang-barang berlogo X? Hahaha...
5. Kuliah pertama,
Maba bawa textbook
Mungkin karena masih terbawa masa-masa SMA yang tiap hari
bawa buku paket, bawa LKS, mahasiswa baru pertama kuliah suka bawa buku teks (textbook) yang tebal-tebal dan berat.
Nggak cuma satu lagi, semua mata kuliah yang akan diajarkan di hari itu dibawa
semua textbook-nya. Padahal nggak bakal semat baca juga di kelas.
Dosen akan menerangkan dengan slide
selalu, atau di papan tulis dengan alurnya dan dengan sangat cepat, tidak akan
membacakan textbook seperti yang
biasanya guru-guru SMA lakukan. Buku teks sebenarnya digunakan untuk belajar di
kostan, bukan dibawa ke kampus. Kecuali, kalau dosenmu menyuruh, atau
kemungkinan besar kamu butuh. Tapi, terserah kamu juga, sih, kalau mau bawa-bawa
buku setebal dan seberat itu. Be yourself.
6. Maba pakai baju super
rapi, dilengkapi jas/jaket almamater
Awal-awal kuliah, seperti yang disebut di atas, maba belum
punya masalah, sehingga penampilan adalah hal yang sangat diperhatikan.
Dandanan necis dan beberapa dilengkapi dengan jas almamater. Pokoknya da best banget.
Beda dengan mahasiswa tingkat dua, tiga, atau akhir yang masing-masing punya
masalah yang lebih serius daripada sekadar penampilan. Coba bandingkan dengan
mereka, pakai kaos, sepatu sudah berapa hari nggak dicuci. Hahaha... Dalam
hati, mereka berkata, “Maba nih, rapi banget. Tunggu tiga hingga empat bulan
lagi.”
7. Maba sering
nggerombol
Karena belum punya masalah, sekali lagi, maba masih
universal. Sama. Jadi, ya cuma nggerombol aja. Ngrumpi sana-sini. Beda dengan
mahasiswa seniornya yang sudah punya tugas pribadi, masalah pribadi, yang pada
akhirnya sering sendiri-sendiri. Tunggu saja bagaimana gerombolan ini berkurang
satu per satu anggotanya secara dramatis. Awal kuliah ada 10 orang. Seminggu
kuliah jadi 9 orang. Sebulan kuliah 7 orang. Tiga bulan kuliah, 3 orang. Satu
semester kuliah, sendiri-sendiri. Jalan sendiri. Merenung sendiri. Makanya
kampus di dunia nyata itu banyak jomblonya. Nggak kaya di sinetron atau FTV.
8. Maba suka hactic sama unit kegiatan mahasiswa
Pas Open House Unit (OHU, semacam pesta pengenalan unit-unit
kemahasiswaan), satu maba bisa mendaftar sampai 10 unit. Hatinya terpanggil
untuk ikut unit ini itu. Ngiranya bakal bisa njalalin semua. Padahal setelah sebulan dua bulan kuliah, seleksi
alam terjadi. Satu per satu unit lepas. Dan akhirnya megang satu unit aja, atau
bahkan tidak sama sekali.
9. Maba suka
celingukan sana sini
Sebagai manusia yang baru saja masuk lingkungan kampus, maba
biasanya skeptis banget dengan apa-apa saja yang ada di kampus itu. Pas jalan
celingukan sana-sini. Kalau bawa temen, celingukan bersama-sama, sambil momong “Ini
gedung apa ya? Gunanya buat apa?”, “Kantin di mana ya?”, “Eh, kok itu tugu lucu
banget sih, bentuknya kaya gitu”, “Wah, ada kolam.” Dan celotehan lainnya.
10. Maba suka minta
tips dari kakak tingkat
Yang jadi kakak tingkat perlu waspada dan bersiap-siap
ditanya, “Kak, gimana sih tipsnya biar kuliahnya lancar?” Pertanyaan ini bakal
diajuin para maba. Trus kakak tingkat paling jawabnya, “Ya belajar, dengerin
dosen, baca textbook, gaul sama
temen, dll." Jawaban-jawaban normatif. Karena sebenarnya pertanyaan itu adalah
pertanyaan mainstream dan retoris, jawabannya
udah jelas.
Nah, itu tadi beberapa hal yang maba banget. Mungkin
beberapa nggak seperti itu, tapi
itulah yang umum terjadi. Ada yang mau nambahin?
Tulis di kolom komentar di bawah ya...
Dan bagi kamu yang pengin juga nulis, kami menyediakan
tempat buat kamu. Submit aja artikel menarikmu seputar dunia kampus/pendidikan,
tips, religi, atau hal menarik lainnya ke SINI.
Pastikan tulisanmu asli bikinan sendiri, ya...
Cheers ^^
Cheers ^^
Wkwk 10 hal ini pun sepertinya retoris (?)
ReplyDelete