Saturday, 9 May 2015

Euforia SNMPTN, Apakah Perlu? Sadarlah Kau Calon Mahasiswa


SNMPTN (Seleksi Nasional Perguruan Tinggi Negeri), digelar setiap tahun, pun demikian dengan tahun 2015. Sebanyak 852.093 (Kompas.com) calon mahasiswa mendaftar pada program ini untuk masuk perguruan tinggi negeri. Dan sebentar lagi, pengumuman akan dilaksanakan. Siang ini, kita akan melihat bersama-sama peristiwa penting seorang calon mahasiswa. Apakah ia akan beruntung, ataukah masih harus berjuang. Kembali saya katakan, apakah ia beruntung. Karena, calon mahasiswa yang lolos SNMPTN, bukan seratus persen karena prestasinya. Ada faktor keberuntungan di dalamnya. Mereka yang beruntung tidak akan lagi mengikuti seleksi, kecuali bagi yang tidak puas dengan SNMPTN karena tidak dipilih di perguruan tinggi yang sebenarnya ia dambakan. Bagi yang kurang beruntung, ia akan menjalani seleksi lagi (SBMPTN atau ujian mandiri dari PTN) yang cukup memuakkan kepala sebagian calon mahasiswa.

Ilustrasi by news.okezone.com

Hari ini kita semua akan menyaksikan, apa yang akan dilakukan oleh orang-orang beruntung ini. Akan ada fenomena timeline Facebook tiba-tiba penuh dengan status ‘Alhamdulillah... Lolos SNMPTN di PTN lalala’ dan tidak sedikit pula yang memasang hasil jepretan layar (screen shoot) warna hijau pada laman akun SNMPTN-nya. Apakah ini perlu dilakukan? Menurut saya, tentu kurang pas. Lebih banyak yang kurang beruntung dan harus menjalani seleksi selanjutnya. Postingan-potingan seperti ini terkesan memperlihatkan bagaimana arogansi calon mahasiswa dari SNMPTN. Di sini saya tidak bermaksud untuk mengata-ngatai calon mahasiswa SNMPTN, saya sendiri adalah produk SNMPTN tahun lalu (2014). Akan tetapi, saya hanya mencoba mengingatkan saja, bahwa luapan kebahagiaan tidak perlu dipublikasikan jika ada yang lain ada yang menangis karena hal yang serupa tetapi berkebalikan.

Hal lain yang membuat postingan tersebut tidak perlu dipublikasikan adalah dari segi kemanfaatan. Postingan tersebut tidak lain hanyalah luapan kebahagiaan, dan sedikitpun tidak ada manfaat bagi pemirsanya. Bahkan lebih menjadikan keburukan. Postingan seperti ini tidaklah penting bagi publik yang membaca. Bahkan publik akan merasa risih dan terganggu dengan postingan demikian, kalau boleh saya bilang ‘nyampah di dinding orang’.

Daripada demikian, lebih baik kita lakukan hal yang lebih bermanfaat. Misalnya syukuran dengan mengundang tetangga atau fakir miskin, dan makan bersama mereka, meminta doa agar selanjutnya dimudahkan. Juga yang tak kalah penting adalah menghibur mereka yang masih mendapati warna merah di laman akunnya, agar terus semangat, dan bahkan kalau bisa menemani belajar mereka. Itulah sahabat dan teman sejati. Tidak tertawa di atas tangisannya, menolong ketika ia dalam masalah.

Jadi, wahai calon mahasiswa, jika kamu lolos SNMPTN, bersyukurlah dengan cara yang wajar. Karena jalanmu juga masih sangat panjang. Dan bagi yang belum lolos SNMPTN, masih ada SBMPTN dan ujian mandiri menunggu. Kamu adalah pejuang sejati jika kamu mampu melewati begitu banyak rintangan. Bahkan bisa jadi kamu lebih tangguh dari mereka yang dipersingkat jalannya. Tetap berdoa dan jangan patah semangat.



Mari berbagi tulisan!

Artikel Terkait

Komentar
0 Komentar

Bookmark Sinyal Pintar

Copy-Pastekan kode ini untuk bookmark Sinyal Pintar di blog/website-mu.
Teks

Banner