Sunday, 24 June 2012

Inilah 10 Pedoman Menetapkan Tujuan

Ketika kamu hendak menetapkan tujuan, hendaknya mengikuti pedoman-pedoman di bawah ini. Ini adalah kutipan dari buku ‘Buku Pintar Remaja Berbakat’ karya Judy Galbraith, M.A. dan Jim Delise, Ph.D. Walau mungkin tidak begitu penting, tetapi setidaknya pedoman berikut mampu memudahkanmu dalam menetapkan tujuan apapun itu. Baiklah, inilah 10 pedoman menetapkan tujuan.


1.      Buatlah tujuan yang spesifik
Jika seseorang memintamu membuat daftar tujuan untuk tahun depan, mungkin kamu akan membuat daftar berikut.
- Berusaha lebih keras di sekolah
- Berhenti menunda-nunda
- Lebih akur dengan saudara kandung dan semua orang
- Belajar teratur
- Lebih bertanggung jawab

Setiap tujuan di atas kedengaran baik, tetapi semuanya memiliki masalah yang sama : tidak mungkin dicapai. Bukan karena tujuan itu buruk, bukan juga karena kamu tidak mau berusaha, tetapi karena terlalu kabur. Cobalah perhatikan daftar berikut. Apa yang harus kau katakan.

Daripada mengatakan...
Cobalah katakan...
“Saya akan berusaha lebih keras.”
“Saya akan mencatat dengan cermat setiap hari dan bertanya kepada guru jika ada yang saya tak mengerti.”
“Saya akan berhenti menunda-nunda.”
“Kalau saya tahu ada tugas yang harus dikerjakan, saya akan menjadwalkan untuk menyelesaikannya paling tidak dua hari sebelumnya.”
“Saya akan lebih akur dengan saudara.”
“Ketika adik (atau kakak) saya mengganggu saya saat saya hendak belajar, saya akan berjanji untuk bermain dengannya setelah selesai.”
“Saya akan belajar teratur.”
“Saya akan pergi latihan renang dan kemudian makan malam. Lalu saya akan belajar paling sedikit satu jam sebelum menyalakan TV.”
“Saya akan lebih bertanggung jawab.”
“Saya akan membersihkan kamar dua kali seminggu dan memotong rumput tiap Minggu.

Semakin mendetail tujuanmu, semakin kamu dapat mencapainya dan mengetahui kapan kamu akan mencapainya. Bagaimana kamu dapat mengukur ‘menjadi lebih bertanggung jawab’? Sukar bukan? Namun kamu tentu dapat mengukur apakah kamu benar-benar membersihkan kamar dan memotong rumput serta seberapa sering kamu melakukannya. Dan walaupun kamu tidak menyukainya, kamu akan merasa bangga saat mencapai tujuan itu.

2.      Jaga agar tujuanmu nyata
Jangan menjanjikan dirimu (atau siapa pun) bahwa kamu akan mendapat nilai 95 jika kamu saja tidak tahu seperti apa kelas atau gurumu nantinya. Lebih realistis jika kamu berkata, “Saya akan mencoba meningkatkan nilai saya paling tidak dua mata pelajaran.”

3.      Sertakan kesenangan di antara tujuan-tujuanmu
Saat berpikir mengenai menetapkan tujuan, biasanya kamu membatasi diri pada hal-hal yang serius, seperti prestasi sekolah, peningkatan diri, tanggung jawab pribadi, dan arah hidup. Pastikan kamu menyisihkan tempat dalam daftar kamu untuk hobi, minat, kesukaan, dan kesenangan. Ini bukanlah ‘hadiah’ karena kamu mencapai tujuan ‘yang sebenarnya’, tetapi memang termasuk bagian dari tujuanmu.

4.      Jangan menetapkan terlalu banyak tujuan sekaligus
Ingatlah, Borobudur tidak dibangun dalam sehari. Cobalah untuk tidak mempunyai terlalu banyak tujuan sekaligus di luar yang kamu pikir mampu kamu capai.

5.      Bersiaplah mencapai beberapa saja dari tujuanmu, tetapi tidak semua
Pada umumnya, kita punya kendali paling besar atas tujuan jangka pendek dan paling sedikit atas tujuan jangka panjang kita. Kecil kemungkinan bahwa kamu akan dapat mencapai semua tujuanmu. Izinkanlah dirimu membiarkan hal itu terjadi tanpa merasa itu sebuah kegagalan.

6.      Kamu bebas mengubah tujuan seiring berubahnya keadaan
Jika salah satu tujuanmu adalah ke perpustakaan setiap hari Sabtu, dan ternyata perpustakaan itu tidak bukan pada akhir pekan, tentu tujuanmu harus diubah. Tak ada gunanya mengejar tujuan yang jelas tidak mungkin atau tetap berpegang pada tujuan yang tidak cocok untukmu. Sesuatu yang kelihatannya penting untukmu sekarang, bisa saja tidak penting dalam waktu enam bulan atau setahu ke depan.

7.      Jujurlah terhadap diri sendiri
Belajarlah untuk mengenali cara berpikir yang tidak jujur dan menyesatkan yang dapat menghalangi kamu dalam mencapai tujuan. Contoh :

Kebohongan
Kejujuran
“Saya tidak bisa.”
“Saya tidak mau mencobanya. Saya takut.”
“Saya tak punya waktu.”
“Saya memilih untuk tidak menyediakan waktu.”
“Mengapa harus saya?”
“Mengapa bukan saya?”
“Sekolah/hidup memang membosankan.”
“Saya bosan dengan sekolah/hidup saya. Apa yang harus saya lakukan?”

8.      Percayalah pada hati kecilmu
Bila kamu sedang dalam keadaan bingung, misalmu apakah tujuan tertentu baik untuk kamu? Apakah kamu sebaiknya mengejar tujuan kamu satu per satu? Apakah kamu sebaiknya menuruti nasihat seseorang? Maka ikutilah firasatmu. Hal ini dapat menolong jika keadaan sangat menantang, tak pasti, dan tidak jelas.

9.      Latihan, latihan, dan latihan
Konon, dan memang survei membuktikan, bahwa diperlukan waktu 2-3 minggu untuk membentuk kebiasaan baru atau menghilangkan kebiasaan lama. Untuk menjadikan penetapan tujuan sebagai bagian dari hidupmu, berlatihlah setiap hari selama paling sedikit 14 hari dan lebih baik lagi 21 hari. Cek selalu daftarmu, buatlah perubahan jika perlu, pilihlah tujuan jangka pendek untuk hari itu dan lakukan.

10.  Berbagi tujuan dengan seorang teman
Carilah seorang pendukung; kemungkinan ini adalah salah satu tujuan jangka pendekmu yang pertama. Mintalah kepadanya untuk bersedia mendengarkan tujuanmu dan menawarkan dukungan serta kritik membangun. Impianmu akan menjadi lebih nyata jika kamu utarakan; masalah akan lebih dapat dikelola jika kamu memberitahukannya kepada orang lain; keberhasilan akan lebih dapat dinikmati jika kamu mempunyai seseorang yang dapat diajak untuk merayakan hal itu. Tetapi ingat, kamu tidak boleh membandingkan dirimu sendiri dengan seapa pun kecuali dirimu sendiri.



Mari berbagi tulisan!

Artikel Terkait

Komentar
0 Komentar

Bookmark Sinyal Pintar

Copy-Pastekan kode ini untuk bookmark Sinyal Pintar di blog/website-mu.
Teks

Banner