1.
Kicak, Yogyakarta
Di kota keraton Yogyakarta, ada
salah satu makanan yang sangat khas dan cukup populer di bulan Ramadhan. Ia
adalah Kicak. Makanan khas ini hanya bisa dijumpai saat bulan puasa tiba.
Biasanya menu makanan ini banyak dijajakan di daerah Kauman yang merupakan asal
muasal makanan ini dibuat.
Makanan Kicak menggunakan bahan
dasar beras ketan. Ketan yang sudah ditanak kemudian dihaluskan sehingga mirip
dengan jadah atau gemblong. Kemudian dicampur kelapa parut dan potongan buah
nangka sebagai pelengkapnya. Rasa manis dan aroma wangi nangka membuat penganan
ini makin enak. Apalagi penyajiannya dibungkus dengan daun pisang.
Konon Kicak mulai diperkenalkan
pada pasar sore pertama kali digelar di Kauman yaitu pada tahun 1970an. Jika
Kicak saat ini dibuat menggunakan ketan, maka di jaman dahulu, Kicak dibuat
dari singkong yang diparut yang dimasak dan dicampur dengan bahan-bahan lain.
2. Es Kopi Luwak, Lampung
Barat
Lampung Barat memang dikenal sebagai daerah penghasil kopi luwak paling
bermutu, makanya tidak heran jika kopi ini menjadi minuman favorit
masyarakatnya. Di bulan Ramadhan ini, es kopi luwak menjadi menjadi minuman
khas yang disajikan saat berbuka puasa saat bulan Ramadhan.
Mereka meyakini, meminum es kopi luwak dapat mengembalikan stamina
setelah melakukan ibadah puasa. Apalagi jika ditambahkan madu, rasa yang
dihasilkan pun dijamin akan lebih nikmat.
3. Mie Glosor, Bogor
Bukan laksa, toge goreng, atau
asinan yang menjadi menu khas berbuka puasa di Bogor. Bagi daerah yang bertajuk
kota hujan itu, ada satu panganan khas Ramadhan yang cukup populer di kalangan
warganya, yakni mie glosor.
Dalam bahasa Sunda, mie glosor artinya mudah ditelan. Sebab, mie berwarna
kuning cerah itu memiliki tekstur kenyal yang memang mudah untuk tertelan.
Meski populer di Bogor, mie tersebut aslinya berasal dari Sukabumi.
Biasanya saat Ramadhan tiba, para pedagang mie glosor bakal kebanjiran
pelanggan menjelang berbuka puasa yang memang menjadi salah satu menu favorit
untuk berbuka.
4. Pakat, Tapanuli
Masyarakat Tapanuli punya makanan khas untuk berbuka puasa yang jarang
ditemui di bulan-bulan lainnya. Makanan ini terbuat dari rotan yang disebut
sebagai pakat. Pakat itulah makanan khas yang hanya dapat Anda jumpai di kota
Medan selama bulan Ramadhan.
Makanan ini berasal dari rotan. Namun tentu saja bukan rotan yang biasa knda
lihat untuk membuat anyaman, karena rotan yang digunakan di sini adalah rota
yang berusia muda. Untuk membuat pakat terbilang sederhana, rotan-rotan muda
yang telah dipotong-potong ukuran 1 sentimeter dibakar di atas tungku selama
sekitar 1 jam. Setelah dipastikan masak, rotan muda dikupas dan diambil bagian
dalamnya berwarna putih. Daging rotan kemudian dipotong – potong berukuran 5 sentimeter.
Untuk menambah kenikmatan, rotan muda kemudian dibubuhi dengan santan.
Untuk menikmati makanan ini Anda tidak bisa mendapatkannya di sembarang
tempat, pakat biasanya hanya dujumpai di Jalan Letda Sujono Medan dengan harga
Rp 8 hingga 10 ribu.
Ketan bintul merupakan makanan khas Ramadhan dari Kota Serang, Banten.
Ketan bintul ini berbahan baku nasi ketan yang dihaluskan, yang disajikan
bersama sepotong daging sapi berikut gulainya. Konon, kehadiran ketan bintul
sebagai menu Ramadhan ini sudah dimulai sejak 15 abad yang lalu, dan dahulu
kentan bintul ini menjadi makanan kesukaan para raja Banten.
Konon menurut cerita dari orang-orang tua terdahulu, ketan bintul
merupakan makanan kegemaran Sultan Maulana Hasanuddin, seorang pangeran yang
menjadi panutan masyarakat kerajaan Banten pada waktu itu.
Padahal makanan ini diketahui adalah makanan khas rakyat biasa. Karena
seorang Sultan memiliki budi pekerti yang tinggi dan selalu menjadi contoh
ahlak dan prilakunya dimata rakyatnya, maka sejak rakyat mengetahui seorang
Sultan juga menyukai ketan bintul, maka sejak itulah mulai menjadi budaya, bila
seseorang berbuka puasa dengan ketan bintul maka seakan-akan menghargai dan
menghormati Sultan.
Karena makanan rakyat, ketan Bintul dijual dengan harya yang sangat
ekonomis. Cukup dengan uang Rp 500, Anda sudah bisa mencicipi tiga potong ketan
bintul. Murah bukan?
6. Bongko Kopyor, Gresik
Hidangan ini menjadi hidangan khas
yang disajikan saat berbuka. Bangka Kopyor, demikian nama hidangan tersebut,
meruapakan kepanjangan dari bubur nangka dan kelapa kopyor. Menu kuliner
spesial ini dibuat menggunakan bahan baku tepung terigu, buah kelapa, pisang,
nangka, santan kelapa, dan roti tawar.
Selain rasanya yang lezat, hidangan yang di bungkus daun pisang ini dipercaya
berkhasiat memulihkan stamina tubuh, setelah seharian menahan diri dari lapar
dan dahaga karena rasanya manis, legit dan segar.
Bongko Kopyor hingga kini masih menjadi menu spesial yang biasanya hanya
ada di bulan Ramadhan. Khususnya bagi mereka yang tinggal di daerah Manyar atau
wilayah pesisir pantai. Harga yang dipatok untuk makanan ini juga bervariasi,
mulai dari Rp 3000 hingga Rp 5000. Hmm, masih cukup terjangkau.
Bergeser ke Indonesia bagian
tengah, tepatnya ke kota Denpasar, Bali, kita akan berjumpa dengan sate susu
yang merupakan makanan khas bulan Ramadhan di sana. Sate susu ini memang
terdengar agak nyeleneh, tapi sesungguhnya sate susu yang terbuat dari payudara
sapi ini dipercaya punya khasiat untuk menambah stamina, seperti minum susu.
Untuk menambah kenikmatannya, sate susu akan dihidangkan bersama sambal
plecing.
Untuk mendapatkan satu porsi sate putting susu, Anda harus merogoh kocek
Rp 10 ribu untuk 10 tusuknya yang ukurannya lumayan besar-besar. Sate ini
dipercaya juga dapat memberi tenaga yang cukup bagi yang mengonsumsi sehingga
cocok disantap saat bedug magrib alias buka puasa.
Hayooo?
Ada yang mau? Silakan datang saja ke daerah-daerah yang tercantum di atas.
Pasti ada!