Tulisan berikut adalah bagian dari seri SPARTA Warrior Project, sebuah kisah antara dunia fantasi dan realita. Sebelum membca bagian ini, kamu bisa membaca terlebih dahulu Chapter 4 : Endor Forest.
Ilustrasi by joyreactor.com |
Ketika Ahmad, Rona, dan para Altairs memasuki Awaken
Volcano, mereka disambut oleh Messarthim, penyihir yang dahulu pernah melatih
para Altairs.
“Messarthim! Engkau juga di sini rupanya?” Rona bertanya
keheranan.
“Iya, aku tahu tempat ini cukup berbahaya bagi kalian. Jadi
aku ikuti kalian,” jawab Messarthim.
Kemudian mereka semua menuju ke gunung tempat artefak selanjutnya disembunyikan. Perjalanan yang cukup jauh dan teriknya matahari tidak pernah menyurutkan ambisi mereka mendapatkan artefak-artefak itu.
Tiba di kaki gunung, mereka semua disambut oleh Ganymede,
kakek tua yang merupakan kepala suku Awaken Volcano.
“Akhirnya kalian datang juga. Saya sudah lama menunggu
kedatangan kalian,” Ganymede menyambut pasukan dengan raut muka tuanya,
“terimalah surat ini,” sambil ia menyerahkan sepucuk surat.
Dengan penuh penasaran, Rona dan Ahmad membaca surat tersebut.
Wahai para pencari kebenaran!
Apakah yang engkau cari?
Kebenarankah?
Atau kekuatankah?Wahai para pencari kebenaran!
Segel kekuatan yang engkau cari
hanya dapat dilepas
dengan melakukan ritual pada keenam tugu yang menyegelnya.
Wahai para pencari kebenaran!
Tunjukkanlah kepedulian kalian
di depan tugu tersebut,
maka segel punakan terlepas
-Antares
“Antares?” mereka berdua bertatapan dengan wajah yang masih
penasaran.
“Iya, itu adalah surat dari Antares. Ia menitipkannya kepada kepala suku-kepala suku secara turun temurun sampai menemukan orang yang tepat. Dan aku rasa, sekaranglah waktunya. Kalianlah orang yang Antares maksud. Susurilah daerah ini. Selamat berjuang!”
“Iya, itu adalah surat dari Antares. Ia menitipkannya kepada kepala suku-kepala suku secara turun temurun sampai menemukan orang yang tepat. Dan aku rasa, sekaranglah waktunya. Kalianlah orang yang Antares maksud. Susurilah daerah ini. Selamat berjuang!”
Para Altairs kemudian bergegas mencari enam tugu yang
dimaksud. Ritual yang harus mereka lakukan tidaklah semudah saat pencarian Saint
Book of Ethics. Para Altairs harus mempersiapkan kekuatan lebih untuk
menghadapi penghuni-penghuni yang belum terlalu mereka kenal sebelumnya.
***
Setibanya di suatu tugu…
“Hai kalian! Siapa kalian? Tak pernah aku lihat kalian
sebelumnya, kecuali sesekali,” sambut penghuni tak dikenal itu.
“Kami Altairs. Kami ingin mengambil pusaka di tugu itu.”
“Ha ha ha… Kau ingin mengambil itu? Aku yang setiap hari
merawat tugu ini. Maka lewati aku dulu
kalau kamu hendak mengambilnya!”
“Kami tidak ingin berkelahi. Maksud kami mengambil pusaka
itu adalah untuk mengambil Shield of Vigilance di puncak gunung sana. Artefak
itu akan kami gunakan untuk mengalahkan penguasa kegelapan dan memperkuat segel
Ailis sehingga Azazel tidak mampu keluar.”
“Apa bukti kalian adalah orang-orang yang benar?”
“Inilah, kami membawa Saint Book of Ethics, artefak yang
telah kami dapatkan sebelumnya.”
“Hmmm… Baiklah. Aku akan memberikannya. Tapi kalian harus
berjanji, bahwa kalian harus lebih mengenal lingkungan ini! Peliharalah dan
menyatu dengannya.”
“Baik. Kami akan berjanji untuk itu.”
“Terimalah,” penghuni itu memberikan pusaka kepada para
Altairs .
***
Dan keenam pusaka berhasil dikumpulkan. Artefak Shield of
Vigilance terbuka. Dan kini, para Altairs siap melanjutkan misi berikutnya.